Wednesday, November 20, 2013

Touring Pra Ramadhan 2012 #1

..:: Curug Cijalu - Subang ::..

..:: PROLOG ::..

Curug Cijalu, terletak di Desa Cipancar - Sagalaherang - Subang. Berada di sekitar koordinat GPS : -6° 42' 43.00", +107° 35' 49.00", Jarak dari kota Subang sekitar 37km. Kondisi Jalan umum menuju lokasi beraspal, hanya saja saat memasuki Desa Cipancar yang merupakan jalur perkampungan dan perkebunan teh, jalan berubah menjadi agak berbatu. Tapi jalan tersebut bisa di lalui dengan kendaraan roda dua dan roda empat.  

Nama Cijalu sendiri, menurut cerita dari warga sekitar merupakan nama dari seorang pendekar. Sebelum Menyandang nama Cijalu, dahulu nama curug ini adalah Curug Cikondang. Curug Cijalu berada di ketinggian 1700m dpl dengan ketinggian air terjun 70 meter. 


-------------------------------------------------------------------------

Pembicaraan mengenai rencana trip ini berawal dari cerita Om Adi Cumi-Cumi yang suatu hari pernah berkunjung ke Curug Cijalu sendirian. Dari cerita beliau, ada sebuah spot Curug di daerah subang, tepatnya di jalur Wanayasa. Waktunya pas sekali dengan rencana ku untuk melakukan Trip sebelum Puasa.  Ajakan ini pun saya sanggupi, dan om Adi mulai mengajak sahabat Nusantaride lainnya via Private Message. Om Adi pun sudah menghubungi Kang Dadang, Sahabat Nusantaride asli Subang. Rencananya memang kami janjian ketemi di Curug Cijalu.

Tanggal keberangkatan pun di sepakati 14 Juli 2012. Dari obrolan om Adi dengan sahabat yang lainnya, ada beberapa sahabat yang memutuskan untuk ikut serta. Salah satunya Mas Erik Nugraha yang memutuskan untuk ikut serta, serta beberapa sahabat dari Komunitas PEGASUS pun memutuskan untuk ikut serta. Dari PEGASUS sendiri ada beberapa orang, yaitu Mas Aul (Pies Pilot) dan Mba Lia, Adree Putra, dan Faizal Adli. Semuanya dari Pegasus Jakarta. 

Saya, Mas Erik dan Om Adi pun menyepakati untuk ketemu di depan perumahan Citra Indah Cileungsi jam 07.00 pagi. Saya yang berangkat dari daerah Pademangan pun memutuskan untuk berangkat lebih pagi. Jam 5.00 pagi saya sudah mulai berangkat. Jalur Pademangan - Jonggol via Ujung Aspal Pondok Gede masih sepi, Cleo pun masih bisa di pacu agak cepat. Jam 06.30 saya sudah sampai di Lokasi tikum, tapi masih belum ada siapapun. Saya pun memutuskan untuk cari sarapan di sekitar tempat tikum. 


Lokasi Tikum - Citra Indah




Ditunggu-tunggu sampai jam 7.00 masih belum ada yang menampakan diri. Sudah segelas kopi pun habis dan mulai memesan Teh Manis untuk menemani ku. Akhirnya 15 menit kemudian mas Erik datang. Kami yang sebelumnya tidak saling mengenal pun berkenalan dan berbincang-bincang mengenai segala hal. Sambil nunggu Om Adi, segelas Teh Manis pun tak terasa sudah sampai tetes terakhir. Akhirnya tak lama berselang, Om Adi pun datang juga. Tidak pakai lama, kami langsung berangkat ke Subang. Jalur selanjutnya adalah melewati Waduk Cirata, dan rencananya kita akan berhenti sejenak disana. 


Jalur yang di lalui adalah Cileungsi - Jonggol - Cariu - Waduk Cirata - Bojong Sawit - Wanayasa - Cipancar. Jalur dari Cileungsi ke jonggol cukup ramai, terlebih mulai memasuki perempatan Cileungsi. Sudah masuk ke daerah Jonggol, jalanan mulai sepi namun masih tetap banyak truck pengangkut pasir. Sampai di Cariu kami mulai bisa meningkatkan kecepatan. 

Saat memasuki daerah Cikalong Kulon, kami mulai memasuki perkampungan ke arah Waduk Cirata. Beberapa kilometer jalannya memang agak sedikit rusak, tapi setelah itu, jalannya pun beraspal halus. Jalannya berkelok-kelok dan masih sepi dari pengguna jalan lainnya. Saya pun tidak bisa menahan diri untuk merebahkan si Cleo lebih rendah di setiap kelokan. Mohon maaf jangan ditiru kelakuan berkendara seperti itu. Saya saja yang bandel.

Setelah melalui itu semua, kami pun sampai di Waduk Cirata. Kami pun beristirahat di sebuah warung tepat di depan pintu masuk ke Waduk Cirata. Warung Si Teteh, tempat yang selalu menjadi titik pemberhentian saya jika melewati jalur ini, Sekedar untuk ngopi atau makan siang. 



Saya pun memesan segelas kopi, begitu juga dengan Mas Erik dan Om Adi. Saat itu jam menunjukan pukul 10.31 WIB, inginnya sekaligus memesan makan siang, tapi kondisi perut masih cukup kenyang, dan hanya ngambil beberapa gorengan untuk menemani Cangkir gelas yang sendirian. Sekitar 30 menit kami disini. Kami pun melanjutkan perjalanan ke arah Cipancar. Disini pun kami mencoba untuk mengabari Kang Dadang SPC bahwa kami sudah sampai di Cirata.



Warung Tepi Waduk Cirata
Om Adi si Cumi dan Mas Erik Nugraha

Jalurnya sekarang adalah Waduk Cirata - Bojong Sawit - Wanayasa - Cipancar. Dari Waduk Cirata ke Bojong Sawit, agak sedikit ramai ketika sampai di pasar Plered, sampai pertigaan jalan Utama Cikampek Padalarang kami berbelok kanan menuju Bojong Sawit. Di Jalur ini kami jalan santai, tidak terlalu cepat dan kami pun berbelok ke kiri ke arah Bojong sawit. Jalur ini merupakan jalur alternatif menuju Wanayasa. Kendaraan kami pun di pacu dengan kecepatan sedang, karena memang kondisi jalan yang agak berlubang dan sudah mulai ramai dengan pengendara lain. 

Sampai di daerah Wanayasa, kami berbelok ke kanan untuk selanjutnya meneruskan ke arah Cipancar. Jarak dari Wanayasa ke pertigaan Cipancar sekitar 7km. Disini kami putuskan untuk kembali memberitahukan ke Kang Dadang SPC, namun Kang Dadang informasinya sedang ada tamu Biker dari daratan Sumatera, Sahabat dari Byonic kalo tidak saya salah ingat. Sehingga Kang Dadang dipastikan tidak dapat menemani kami berkelana kali ini. Kami pun mendapat kabar dari Sahabat PEGASUS, bahwa mereka sudah sampai di Curug Cijalu. Tak mau menunggu lama, kami melanjutkan perjalanan.  Dari pertigaan ini ke dalam sekitar 4km. 

Pertigaan Cipancar - Wanayasa - Subang


Pertigaan Cipancar - Om Adi mencoba menghubungi Kang Dadang SPC



Kami pun sampai di depan pintu masuk Curug Cipancar. Untuk masuk ke sini di kenakan biaya sebesar Rp.8.000/orang dan Rp.1000/motor. 



Dari pintu masuk kedalam masih harus melalui jalur perkebunan teh, dengan jalan bebatuan. Pemandangan sekitar pun cukup memukau pandangan kami. Sepanjang mata kami memandang, terlihat barisan bukit perkebunan teh. Udaranya yang sejuk dan suasanya yang sepi. Sungguh nyaman dan indahnya Indonesia-ku. 

Laju motor kami terhenti di sebuah warung, terlihat beberapa motor merah berstiker PEGASUS. Merekalah 3 motor milik sahabat PEGASUS JAKARTA. Diantara mereka hanya mas Aul (Pies Pilot) dan Boncenger mba Lia yang sudah lama kami kenal. Saya pun memperkenalkan diri ke mas Adree Putra, dan mas Faizal Adli. Ternyata mereka habis dari Bandung.

Sahabat PEGASUS JAKARTA
Setelah berkenalan, Saat itu pukul 13.02 WIB. Perut saya pun sudah mulai berteriak kelaparan. Tanpa basa-basi pun saya mulai memesan makan mie rebus. Ternyata Om Adi yang Mas Erik pun kelaperan. 



Om Adi si Cumi-Cumi

Dari sini, kita sudah bisa melihat Curug Cijalu di celah-celah bukit. Jika dilihat mata, sepertinya jarak yang harus di tempuh masih agak jauh. Tapi menurut informasi si penjaga warung, tidak terlalu jauh. Dari pintu masuk ke Curug harus di tempuh dengan berjalan kaki sekitar 15-30 menit. Tidak terlalu jauh ternyata. Dengan Elevasi sekitar 1700mdpl, udara dingin masih cukup terasa, jadi meski harus jalan kaki tidak terlalu membuat lelah pastinya. Kami pun tetap di warung ini sampai jam 2.00 siang.

Curug Cijalu di kejauhan







Mas Adli





Mas Andri
Mas Aul (Pies Pilot) - Mba Fadliya Siti Aisyia


Trio Red PEGASUS Jakarta

Pengunjung dari sekolah Lokal yang mengadakan Liburan ke Curug Cijalu

---------------------------------------
         ..:: BERSAMBUNG ::..
---------------------------------------

No comments:

Post a Comment