Monday, May 12, 2014

May Day, Saya butuh liburan...







Kesempatan hari libur Nasional kali ini, yang kebetulan bertepatan dengan Hari Buruh Nasional 1 Mei 2014, tidak saya sia-siakan untuk berlibur. Kali ini hanya sekedar menghirup udara segar di daerah Purwakarta. Rencana perjalanan ini pun sebetulnya akan melibatkan beberapa kawan, tapi sampai satu hari sebelumnya hanya ada satu kawan yang dapat menemani. Beberapa kawan yang lain mungkin sedang ada keperluan lain yang lebih penting. Sampai di pagi hari keberangkatan, dapat kabar dari kawan yangtadinya mau ikutan, ternyata beliau tidak jadi bisa ikutan, karena istrinya sakit sehingga beliau harus balik kanan kembali ke rumah. Berat hati sebenarnya, karena sudah lama kami tidak berjumpa, sudah lama tidak ada cerita yang di ceritakan. Tapi itulah kehidupan, Hobi hanyalah sebatas hobi, keluargalah yang harus di utamakan.

Jalur yang saya pilih adalah jalur Cileungsi - Jonggol Cariu - Cirata - Gunung Parang. Menurut jalur yang saya buat di Googlemaps, jaraknya tidaklah terlalu jauh, sehingga diperkirakan Sore hari sudah bisa balik kanan untuk pulang ke rumah lewat jalur Purwakarta. 

Saya mulai perjalanan pukul 07.00 pagi, sedikit mundur dari rencana awal yaitu pukul 06.00 pagi. Jalur Bekasi - Cileungsi sudah agak ramai. Ditambah ada beberapa titik yang menjadi konsentrasi perkumpulan para pekerja yang akan melakukan Demo ke Jakarta. Perjalanan pun agak sedikit tersedat di KM.7 karena sekelompok besar pekerja akan mulai melakukan perjalanan, sehingga jalan macet sekitar 20 menit. Selepas dari situ perjalanan lancar. 




Sampai di Jalur Cileungsi - Jonggol, perjalanan kembali lancar. Ketika sampai di daerah Cariu, kondisi jalan sudah banyak yang rusak, mungkin akibat dari musim hujan beberapa bulan lalu dan juga banyaknya truck bertonase berat lewat jalan ini. Ada beberapa jalan yang hanya bisa di lalui satu jalur, karena terjadi penurunan level tanah yang terlalu parah. 

Jalan Masuk ke lokasi
Saat menikmati perjalanan di daerah Cariu, saya melihat ada papan iklan tentang Penangkaran Rusa Cariu. Tanpa pikir panjang, saya langsung ambil keputusan untuk mampir sebentar ke lokasi tersebut.  Sekedar untuk melihat dan mencari tahu tentang Penangkaran Rusa tersebut.

Jalur yang harus di lalui untuk masuk ke penangkaran tersebut tidak seperti jalur untuk umum, lebih seperti jalur untuk menuju kesebuah perkampungan.


Jarak dari jalan raya tersebut sekitar 100 meter ke dalam. Memang suasanya masih sangat asri sekali. Aroma khas kampung masih sangat terasa. Benar-benar lokasi yang cocok untuk refreshing.

Gapura Penangkaran Rusa Cariu
Terlihat sekali kalo lokasi ini sangat jauh dari perawatan, selain kondisi jalan yang sangat terbengkalai, gapura selamat datang yang ada pun sudah sangat memprihatinkan sekali.
Terlihat dari kondisinya sekarang. Mungkin bagi pejabat daerah setempat, pendapatan kas daerah akan lebih besar bagi daerah tersebut dengan memberikan izin untuk menghabiskan gunung-gunung kapur ketimbang mengelola daerah wisata seperti ini.



Tidak sampai 50 meter dari gapura tersebut, kita sampai di tempat penjualan loket masuk ke Penangkaran Rusa Cariu. Ada tempat parkir yang kira-kira hanya cukup menampung 5 mobil dan 10 motor. Dekat lapangan parkir tersebut, sepertinya ada kolam renang yang sudah tidak beroperasional lagi. Menurut informasi dari penjaga loket, kolam renang tersebut sudah lama tidak beroperasional, terbentur masalah biaya perawatan yang cukup besar sedangkan pengunjung yang datang hanya sedikit.

Tiket masuk ke lokasi Penangkaran Rusa Cariu tidaklah terlalu mahal, hanya dengan Rp.8000 kita bisa menikmati sejuknya alam sekitar dan bisa bermain dengan si Rusa.


Setelah selesai melalukan pembayaran tiket masuk, kita masuk ke lokasi. Jarak penangkaran dari loket masuk sekitar 300 meter. Kita harus melalui sebuah jembatan gantung sepanjang 50 meter yang membentang di atas kali yang belum saya ketahui namanya.
Setelah jembatan tersebut, ada beberapa bale untuk istirahat para pengunjung dan ada beberapa warung yang menjajakan beberapa menu makan.


Fasilitasnya cukup lengkap
Fasilitasnya cukup lengkap, Musholah dan Toilet umum tersedia disini. Menu makan di Warung makan tersebut pun cukup beragam. Mulai dari Ikan Bakar, Nasi Goreng, Gado-Gado, sampai Mie Instant.

Selanjutnya, Jarak 300 meter yang akan di lalui adalah jalur tracking yang tidak sulit untuk di lalui. Dengan rindangnya pepohonan dan udara yang masih sangat sejuk tidak akan terasa melelahkan. Suara gemericik air dari aliran kali dan suara burung serta serangga membuat perjalanan makin mengasyikan.










Penangkaran Rusa Cariu sudah di dirikan sejak tahun 1984, dengan luas penangkaran sekitar 5 hektar, rusa yang  ada di penangkaran ini berjumlah 72 ekor terdiri dari beberapa jenis yaitu Rusa Tutul (Axis-Axis), Rusa Jawa (Timorensis), serta Rusa Bawean (Azis Kuhli). Kita dapat bebas bermain di taman penangkaran. Kita pun dapat memberi makan rusa dengan membeli pakan rusa di Pos Penjaga. 













Mereka adalah keluarga dari si penjaga Penangkaran Rusa Cariu. Si anak dengan bebasnya memberi makan ke rusa yang ada di situ. Seperti sudah saling mengenal, si rusa selalu mengikuti langkah si anak laki-laki itu, dan dengan beraninya si anak memberikan makanan berupa tahu ke rusa langsung dari tangannya. 

Setelah berkeliling di penangkaran, perut pun sudah terasa lapar. Kita bisa mampir di warung-warung yang ada di dekat penangkaran tersebut. Setelah memilih-milih warung, saya pun memutuskan untuk membeli karedok dan kelapa muda.









Makan menu kampung di perkampungan seperti ini, betul-betul memberikan rasa kepuasan tersendiri. Senang rasanya bisa melepaskan penat dan hiruk pikuk pekerjaan selama ini. Setelah kenyang dan semua urusan pembayaran selesai, saya langsung kembali ke parkiran untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan utama dari perjalanan ini.

Saat hendak kembali ke parkiran, saya bertemu para "Goeser" yang akan ke Penangkaran. Sempat ngobrol-ngobrol sejenak, ternyata mereka "Goeser" dari Tambun Bekasi. Berangkat dari Tambun pukul 06.00 pagi, dan sampai disini jam 12.00. Sungguh luar biasa mereka berdua, saya hanya bisa berdecak kagum atas usaha mereka. Luar Biasa !!!

Pengunjung Penangkaran Rusa Cariu


Tujuan selanjutnya setelah dari Penangkaran Rusa Cariu adalah Gunung Parang. Jalur yang akan di lalui adalah Cariu-Cirata-Plered-Gunung Parang. Dengan cuaca yang sudah agak siang, terik panas matahari cukup bikin berkeringat. Kondisi jalur Cariu - Cirata masih cukup bagus, hanya saja saat masuk ke pasar cirata, jalur sudah agak rusak sehingga mengakibatkan Bracket box patah. Saya coba untuk mencari bengkel las terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah lewat pasar cirata, ada bengkel las yang buka, hanya sedikit memang yang perlu di las. Tak lama kondisi bracket sudah kembali menyatu.

Jalur Cirata ini adalah jalur yang sering saya lalui, suasana perkampungan dan jalurnya betul-betul "ngangenin". Terlebih lagi, banyak kelokan-kelokan yang selalu membuat saya tergiur untuk membelainya. Agak berlebihan memang, tapi itulah Kelokan Cirata menurut saya. 

Setelah melewati pintu keluar Waduk Cirata, saya masih lurus terus ke arah Plered, dan berbelok kiri di pertigaan Citeko. Saya menyempatkan untuk isi bensin si Cleo sekalian memastikan jalur yang harus saya lalui. Si Penjual Bensin pun memberikan petunjuk yang cukup jelas tentang jalur yang harus saya lalui jika hendak ke Gunung Parang. 

Kondisi yang di lalui adalah jalur truck-truck penambangan batu. Banyak truck yang melalui jalur ini.  Itulah yang mengakibatkan jalan menjadi rusak. Cuaca mulai mendung dan hujan pun turun Ternyata di ujung jalan ini memang ada pabrik penambangan batu.




Inilah kawan perjalanan kita jika hendak ke Gunung Parang, akan sering sekali kita bertemu dengan truk-truk besar seperti itu. Wajar saja jika kondisi jalan di sini cukup memprihatinkan. Ternyata truk-truk itu berasal dari sebuah pabrik penambangan batu yang ada di ujung jalan tersebut. Sebuah bukit bebatuan pun terlihat habis seperti di "gerogoti" oleh pabrik batu tersebut. Terlihat sekali disini kehebatan manusia, gunung yang begitu besar di kerok habis hingga menyisakan sebagian saja.

Daerah sini sesungguhnya masih memiliki pemandangan yang cukup indah. Bentangan sawah bertingkat yang indah membuat kita serasa berada di daerah Ubud, Bali. Dengan di kelilingi oleh bukit-bukit kecil yang mempesona.










Perjalanan di lanjutkan dengan menelusuri jalan pedesaan melintasi perkebunan yang sejuk. Dengan kondisi sehabis hujan, menjadikan suasana semakin mengagumkan.




Inilah bukti keserakahan dan kehebatan manusia. Bukit batu tersebut di kerok habis hingga hampir setengahnya.





Disinilah lokasi Gunung Parang, terletak di Desa Sukamulya, Kec. Tegal Waru, Kab. Purwakarta. Gunung Parang adalah gunung bebatuan andesit yang menjulang setinggi 900 meter. Gunung Parang dikelola oleh swadaya masyarakat sekitar, yaitu Masyarakat Kampung Cihuni. Meraka menamakan pengelolaanya dengan nama "BADEGA GUNUNG PARANG". Menurut warga sekitar, nama "BADEGA" berarti Penjaga, dengan maksud bahwa merekalah para Penjaga Gunung Parang. Gunung Parang sering di gunakan para pencinta olah raga panjat tebing untuk latihan. Banyak juga Mahasiswa Pencinta Alam yang memanfaatkan lokasi ini untuk latihan.










Akhir cerita dari perjalanan ini adalah, sempatkan waktu untuk membeli oleh-oleh buat orang di rumah.



Sampai dirumah pukul 21.00 malam, tanpa ada kendala yang memberatkan. Ternyata, tidak perlu jauh-jauh untuk meng-eksplore keindahan Nusantara. Masih banyak potensi keindahan di dekat kita. Buat apa jauh-jauh melakukan perjalanan, jika potensi keindahan yang ada di sekitar kita masih belum terekspose... Salam "NYASAR"... 




..:: S E L E S A I ::..


2 comments: