Wednesday, May 7, 2014

Touring galau



..:: Touring Galau ::..


Masih bercerita tentang Cerita pejalanan yang sudah lama saya lakukan. Cerita lama yang baru sempat di angkat ke Blog. Kali ini bercerita tentang perjalanan saya ke Subang. Sekedar untuk bertemu dengan Sahabat Nusantaride asli subang, Kang Dadang. 

Beliau adalah warga asli subang yg saya kenal dari forum Nusantaride, namanya pun sudah banyak di kenal dunia maya dan dunia sosial media. Dengan blognya "kdw.com" saya mendapat info tentang dunia permotoran, terlebih tentang sepeda motor india, Pulsar. Banyak tulisan beliau tentang pulsar. Itulah yang membuat saya ingin bertemu langsung dengan beliau.

Dalam perjalanan ini pun saya mengajak Om Adi sebagai teman seperjalanan. Ini merupakan trip pertama kali saya dengan om Adi. Saya berangkat dari kostan sekitar jam 8 pagi. Saya langsung menuju lokasi tikum di PLN ujung aspal Pondok Gede. Jam 9.30 an saya sudah sampai di lokasi, ternyata sudah ada Om Adi yg menanti disana


Om Adi pun menginformasikan kalo kita akan mampir sebentar ke tempat Om Ajit dan Bang parbet untuk mengajak mereka ikut ke Subang. 

Tapi setelah dibujuk-bujuk mereka masih ga bisa ikut. Akhirnya jam 10 kami memulai peralanan ke subang.


Jalur yang akan di lalui adalah jalur Jonggol-Cariu-Cirata-Sawit-Wanayasa-Subang. 



Berangkat dari Kostan



Sampe di rumahnya Om Parbet

Si Angry Bird nya Om Adi Cumik
Jam 10.00 kami mulai berangkat mengkuti jalur yang sudah kami rencanakan. Sempat ada sedikit accident dengan Om Adi, sesaat setelah saya ambil alih maju ke depan untuk memimpin perjalanan, Om Adi terserempet truck tapi tidak sampai jatuh. Hanya saja tangan sebelah kanan sedikit terluka. Kami putuskan untuk rehat sejenak untuk ngopi dan cek kondisi lukanya Om Adi.



Rehat di Daerah Cariu

Si Om Adi Cumik, masih aje sibuk soal kerjaan

Cleo dan AngryBird

Perjalanan pun di lanjutkan, masih menelusuri jalur yang sudah di rencanakan. Tak lama kami berkendara, ada sedikit trouble dengan si Cleo. Barang bawaan di belakang agak kendur, kuatir semua perlengkapan terjatuh kami berhenti sejenak untuk memperbaikinya.




Dirasa semua sudah terikat dengan kuat. kami melanjutkan perjalanan. Kondisi jalanan saat itu masih sangat bagus, masih baru diperbaiki.  Jadi kami dapat mempercepat perjalanan kami. Sempat sesaat berhenti di perkebunan, takjub melihat pemandangan danau Cirata. Kami putuskan untuk masuk ke perkebunan sisi jalan. Ternyata si danau Cirata masih kurang terlihat jelas. Sudah blusukan ke perkebunan orang tapi masih ga keliahatan jelas si Danau Cirata.


Kami lanjutkan perjalanan. Dengan kondisi jalan yang masih sangat halus, banyak tikungan-tikungan yang menggoda, kami pun mempercepat sembari menikmati tiap tikungan yang ada. Tak lama sampailah kami di warung si Teteh depan pintu masuk Waduk Cirata. Rehat sejenak kami di sini.







Makan siang di warung Teteh, dengan menu rumahan bikin laper si perut. Ngopi segelas cukup untuk menyegarkan kembali kondisi badan. Perjalanan pun di lanjutkan.








Sampailah kami di Waduk PLTA Cirata. "Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, PLTA ini berada di Kecamatan CipeundeuyBandung BaratKabupaten Purwakarta dan Kabupaten Cianjur. Waduk Cirata terbentuk dari adanya genangan air seluas 62km2 akibat pembangunan waduk yang membendung Sungai Citarum. Genangan waduk tersebut tersebar di 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur, Purwakarta dan Kabupaten Bandung. Genangan air terluas terdapat di Kabupaten Cianjur." *Bersumber dari Wikipedia








Setelah puas narsis di Waduk Cirata kamu pun melanjutkan perjalanan. Jalur berikutnya adalah jalur Cirata-Sawit-Wanayasa-Subang.




Jam 17.00 kami sampai di Tikum dengan Kang Dadang, yaitu sebuah warung tepat di depan Gracia Spa. Kami pun langsung mengabari Kang Dadang. 



Sambil menunggu Kang Dadang datang ke lokasi, kami sempatkan untuk ngobrol saling berbagi cerita.




Tepat pukul 18.30 Kang Dadang sampai di lokasi. Seperti kawan yang sudah saling kenal lama, kami pun langsung ngobrol tentang segala sesuatu. Sesaat dapat kabar dari Om Ajit, dia OTW ke lokasi tapi sedang ada trouble dengan motornya di daerah Karawang. Info lainnya dia mengajak Om Parbet dan Istrinya yang sedang hamil 5 Bulan. Sontak kami pun bilang "GILAAAAK". Istri hamil 5 bulan di ajak touring malam ke daerah Lembang yang dingin?? bener-bener gila... Kami pun memutuskan untuk nungguin mereka sampai di lokasi tikum. 



Ditunggu sampai jam 11.00 malam masih belum sampai juga. Kami sudah terkapar kedinginan di warung menanti kedatangan mereka yang baru sampai jam 12.00 malam. Mereka pun sudah tidak kuat melanjutkan perjalanan ke tikum, mereka putuskan untuk berhenti di depan pintu masuk Sariater. Kami pun turun ke bawah untuk ketemu dengan mereka.





Kami pun memutuskan untuk mencari warung yang lebih nyaman untuk beristirahat dan menghangatkan tubuh yang kedinginan. Setelah dirasa cukup puas ngobrol-ngobrolnya, dan badan pun sudah berasa hangat, kami pun berpamitan dengan Kang Dadang. Kami akan melanjutkan perjalanan ke Bandung dan kang Dadang pun balik kanan ke kota Subang.



Perjalanan ke Bandung kami memberikan keputusan ke Om Adi Cumik untuk memimpin perjalanan, karena memang tempat kami menginap adalah rumah orang tua beliau. Om Adi sebagai pembuka jalan, om parbet di belakangnya, Om Ajit dan Istri berikutnya dan saya yang paling belakang. Kondisi gerimis kecil, jam menunjukan pukul 03.00 pagi. Kami lanjutkan perjalanan menembus gerimis yang mulai bermutasi menjadi hujan. Sepanjang perjalanan ada beberapa kejadian mistis, mulai dari tercium wangi melati dan bau amis yang terus bergantian. Sebelum Subuh kami sampai di rumah orang tua Om Adi. Saya pun langsung bercerita tentang kejadian-kejadian mistis tersebut. Om Adi ternyata bisa melihat makhluk-makhluk gaib itu. Dia menyampaikan bahwa ada beberapa makhluk gaib yang mendekati istri dari Om Ajit. Kalau memang keadaannya begitu, beruntung saya tidak bisa melihat itu makhluk-makhluk itu.  Di rumah orang tua Om Adi kami beristirahat sampai pagi menjelang. Jam 10.00 kami melanjutkan perjalanan pulang lewat jalur Cimahi-Cianjur-Cariu-Jonggol-Bekasi.













Saat sampai di daerah Cianjur, ada touble sama si Cleo yang tiba-tiba mati dan tidak mau lagi di nyalakan. Kutak-kutek coba benerin sendiri ga berhasil juga. Beruntung ada bengkel yang buka di dekat pasar. Ternyata coil nya sudah lemah dah harus di ganti. Setelah beberapa saat di perbaiki Cleo pun kembali bisa di pergunakan. Perjalanan pun di lanjutkan dan tanpa ada kendala apapun kami sampai di Cibubur pukul 16.00. Saya pun berpisah dengan yang lain untuk melanjutkan perjalanan ke Bekasi.











..:: S E L E S A I ::..

4 comments:

  1. Pasti ini cerita lama yah, ban depan motor cumi kok masih tebel

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ceritanya dah lama banget, 2 tahun yang lalu, baru di angkat aja ke blog... :D

      Delete
  2. baru lwt jalur ini tgl 4 kmrn, skrg jalannya dh rusak parah om..dr jonggol - hutan pinus - cianjur byk lubang menghiasi sepanjang perjalanan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget, jalurnya dah banyak yang rusak, terakhir lewat sana tanggal 1 Mei 2014 kemaren waktu ke sini : http://nyasaryuk.blogspot.com/2014/05/may-day-Gunung-Parang.html

      Delete