Monday, November 18, 2013

Our Honey Trip #5

..::: Honey Trip - Our Escapade :::..



SEBELUMNYA...






Dan cerita kami untuk hari ini pun kami akhiri untuk kembali beristirahat dan tertidur. Besok pagi rencananya kami akan cekout dari penginapan, untuk menghadiri acara "NGOPI BARENG" di Telaga Bodas yang di adakan oleh NUSANTARIDE

-------------------------------------------------------------------------

Dihari ke-3 ini, kami bangun agak pagi. Jam 5.30 kami sudah mulai bersiap untuk sarapan. Pagi hari ini cuacanya agak sedikit mendung, masih agak gelap. Kami pun segera beranjak ke Restauran untuk sarapan pagi. Menunya masih sama, yaitu nasi goreng dan telor mata sapi, tapi kali ini kami menambahkan beberapa menu tambahan dan segelas kopi hitam pun tak lupa kami pesan. Masakannya masih sama seperti kemaren, cukup Enak di tambah menu tambahan ayam goreng. Kami pun masih di suguhkan dengan  pemandangan mentari terbit yang indah. Menghiasi pagi hari terakhir kami di DP. 


Pemandangan pagi hari di Darajat Pass - Garut
Setelah sarapan, kami pun bersantai sejenak untuk ngobrol mengenai tujuan kita hari ini untuk menghadiri Event One Day Rally "Ngopi Bareng" di Telaga Bodas yang di adakan oleh NUSANTARIDE. Setelah kopi di gelas habis, kami pun kembali ke kamar untuk bersiap-siap.

Kopi Pagi & Mentari Pagi



Kami berangkat dari penginapan DP untuk CheckOut pukul 09.00 pagi, tujuan petama kami hari ini adalah mencari penginapan di pusat kota Garut. Maksud dan tujuannya adalah, agar kami dapat menaruh segala perlengkapan kami di penginapan dan agar kami tidak terlalu jauh dari Telaga Bodas untuk kembali saat sore hari.   

Kami masih menggunakan Gmaps yang ada di BB, dan si Gendo pun masih jadi Co-Rider. Perjalanan dari DP ke kota Garut tidak terlalu menemui banyak hambatan. Jalan yang masih sepi membuat kita cepat sampai di kota Garut. Kami pun berhenti sejenak untuk searching hotel yang terdekat dari lokasi kami. Ada beberapa hotel yang terdekat, tapi Hotel Ayu-lah yang kami pilih. Setelah proses cek-in, kami pun langsung membawa semua perlengkapan dan box ke kamar. Setelah semuanya beres, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Telaga Bodas, jam menunjukan pukul 11.00 siang. 


Dengan panduan Gmaps, kami meluncur ke Telaga Bodas. Dengan kondisi jalanan agak sedikit ramai, Cleo pun kami pacu dengan kecepatan sedang. Saat perjalanan, kami bertemu dengan serombongan motor berbox lengkap, yang sepertinya kami saling menyapa dan sepertinya ada beberapa rider yang saya kenal. Dan ternyata benar, Rider terakhir dari rombongan tersebut adalah si SI Arsyadp, sahabat dari Nusataride yang memang akan menghadiri Event yang sama. 

Terjadi sebuah pertanyaan besar, "Mau Kemana mereka??" padahal Telaga Bodas yang jadi tujuan kami berdasarkan BB saya lokasinya ada di depan, kok mereka malah kearah yang sebaliknya. Saya pikir mungkin mereka mencoba untuk mencari jalur baru ke Telaga Bodas, seperti biasanya yang sudah terlalu Mainstream kalo lewat jalur biasa. Ternyata mereka terjadi sedikit miskomunikasi dengan GPS. Akhirnya saya pun berhenti sejenak di sebuah pasar untuk ketemu dengan seorang sahabat dari si Gendo yang asli orang Garut. 

Setelah beberapa saat, rombongan tadi pun ternyata berbalik arah dan kami kembali bertemu. Kami pun mulai bergabung di rombongan tersebut. Sahabat dari si Gendo pun memutuskan untuk mengikuti kami ke Telaga Bodas. 

Jalur dari pasar tadi kearah Telaga Bodas, merupakan jalur kampung. Jalannya mulai agak menanjak, dan agak sedikit rusak. Di sini banyak pengusaha batu bata merah. Asap yang di hasilkan dari pembakaran batu bata pun agak sedikit mengganggu pernafasan dan pengelihatan. Semakin keatas semakin menanjak, dan jalan pun semakin banyak yang rusak, tapi masih bisa di pilih. Rombongan pun masih terus melaju dengan pasti. Tiba2 romongan terhenti di sebuat tempat, ternyata sang pimpinan Rombongan, Om Pramudya ingin memastikan ini adalah jalur yang tepat. Saya pun langsung menghampiri rombongan untuk saling menyapa. Ternyata ada Mbah Bimo Setiawan juga di rombongan, dan banyak lagi yang lainnya.


Rehat, memastikan jalur ke Telaga Bodas
Gunung Sadahurip - Mitos Piramid Indonesia
Tak lama kami berhenti, kami pun melanjutkan perjalanan. Jalurnya pun semakin keatas, dan semakin menanjak. Udaranya semakin sejuk. Melintasi perkebunan-perkebunan sayur milik warga. Sekitar 5km perjalanan, kami sampai di sebuah pertigaan, dan ternyata sudah banyak motor petualang disana. Kami pun saling menyapa dan berkenalan. Banyak yang saya tidak kenal, tapi tidak membuat kami sungkan untuk saling manyapa. Kami pun saling berkenalan dan bercerita tentang perjalanan menuju Telaga Bodas. Inilah indahnya persahabatan. Meski awalnya kami tidak saling mengenal, tapi kami seperti sudah saling mengenal. 

Di sini, pemandangannya sangat indah. Barisan pegunungan yang menjulang sangat mengagumkan, apalagi Gunung Sadahurip yang terlihat begitu Simetris membentuk Piramid. Mitos yang selama ini berkembang tentang Gunung Sadahurip adalah Gunung ini merupakan Bangunan Piramida tertua di dunia, sama seperti bangunan Piramida yang ada di belahan bumi lainnya. Namun sayang, setelah di adakan beberapa penelitian, ternyata itu semua hanyalah Mitos Belaka.

Tak lama kemudian, beberapa dari tim pun memutuskan untuk ke lokasi Telaga Bodas duluan, karena dari spanduk yang di pasang di sana, ada informasi bahwa Telaga Bodas di tutup untuk umum, karena sedang ada perbaikan infrastruktur. Setelah menunggu beberapa saat, salah seorang dari tim tadi kembali turun dan menginformasikan kepada kami, bahwa tempat kita berubah yang tadinya di Telaga Bodas, jadi pindah ke Pancuran Tujuh. Lokasinya agak lebih kedalam lagi dari pintu masuk Telaga Bodas. 

Saya dan Si Gendo pun memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu ke Pancuran Tujuh. Jalur ke Telaga Bodas cukup bagus. Dengan aspal yang masih bagus, dan jalur yang berkelok-kelok. Pemandangan sekitarpun sangat indah, dengan perkebunan-perkebunan sayuran yang lokasinya sampai ke bukit-bukit. Jadi mikir sendiri, apa gak cape ya si petani setiap hari harus naik bukit itu. Tapi itu semua pasti dilakukan untuk kebutuhan keluarga.Itulah Hebatnya orang Indonesia, Berjuang tanpa mengenal lelah demi keluarga.

Setelah sampai di pintu masuk Telaga Bodas, benar saja ternyata pintu masuk ke arah telaga bodas di TUTUP. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pancuran Tujuh mengikuti petunjuk arah. Jalanan pun mulai agak sedikit rusak, hanya ada jalur kecil yang di semen untuk mobil. Lumayan untuk mempermudah kami melewati jalan yang sudah mulai berbatu. Ternyata jalur itupun hanya beberapa ratus meter saja. Setelahnya hanya bebatuan yang harus kami lewati. 

Kondisi jalan ini masih terus kami hadapi, dengan bebatuan yang agak besar, kami harus bisa memilih jalur agar tidak terjatuh. Daerah yang kami lalui merupakan jalur kecil melintasi tengah hutan. Agak menyeramkan jika harus melalui jalur seperti ini sendiri meski di siang hari. 

Kemudian kami sampai di Pancuran Tujuh, sudah ada Pakde Julianto beserta Tim pertama tadi. Disitu ada warung dan rumah warga yang di jadikan penginapan kecil untuk pengunjung yang ingin beramalam disana. Disana juga ada Sebuah musholah kecil bagi yang ingin menjalankan ibadah Sholat. Kamipun ngobrol mengenai perjalanan kami, Pakde Julianto yang berangkat dari Jogja hari Jumat malam. Tak lama kemudian, rombongan terakhir pun sampai di lokasi dan kami pun mulai ngumpul ngobrol lagi.

Tak lama, tiba-tiba ada kejadian yang cukup mengejutkan. Sampai si akang penjaga warung pun berlari keluar dari warung. Ternyata semak-semak di sisi jalan masuk ke kawasan Pancuran Tujuh kebakaran. Apinya tidak terlalu besar, namun asap yang di hasilkan cukup banyak,  sehingga si akang bersama dengan warga sekitar berusaha untuk mematikannya. Tak lama api pun dapat di padamkan. 



Ladang yang terbakar

Kemudian seluruh peserta pun berkumpul untuk memulai acara Meet and Greet. Acara di buka oleh Pakde Julianto, dan satu-satu dari kamu pun saling mengenalkan diri. Ternyata banyak yang saya tidak kenal, tapi syukurlah akhirnya kami pun jadi kenal. Kemudian Uda Teddy Tabiang pun di minta menceritakan pengalamannya saat Trip Pulang Kampung ke Padang. Beliau pun menceritakan pengalamanannya, seru mendengarnya jadi kepengen sekali-kali melakukan perjalanan ke arah sana. Setalah saling bercerita dan berbagi pengalaman, acara puncakpun di gelar, COD-an pernak-pernik dan kaos Event. 

Pakde Julianto membuka Meet and Greet - Image courtesy of Mas Pramudya
Seluruh Peserta saling memperkenalkan diri - Image courtesy of Mas Pramudya
Uda Tedy menceritakan pengalamannya  - Image courtesy of Mas Pramudya
Mbah Bimo - Bicara tentang Rencana NNRUK 2013 -  Image courtesy of Mas Pramudya
COD-an Pernak-pernik Nusantaride dan Kaos Event "Ngopi Bareng" -  Image courtesy of Mas Pramudya
Sesaat setelah itupun, saya dan si Gendo pamit pulang duluan. Karena kami harus kembali ke penginapan malam ini dan mempersiapkan untuk perjalanan pulang ke Jakarta. Pengalaman hari ini, sangat berharga bagi kami berdua. Dengan mengenal banyak orang baru, menambah sahabat-sahabat baru bagi kami. Memberikan sebuah pengalaman yang tak terlupakan, bahwa saat kami bertemu kembali nanti, akan ada cerita dan pengalaman baru yang akan di ceritakan.  

Kami pun pamit ke semua sahabat Nusantaride dan kembali ke penginapan.

Ngopi Bareng - Pancuran Tujuh - Telaga Bodas - Garut

Suasana malam hari di Pancuran Tujuh - Image courtesy of Mas Pramudya

BERSAMBUNG...



Selanjutnya di "Our Honey trip#6"


Sore Hari di Telaga Bodas

2 comments:

  1. Cakeeppp,.. RR nyah,.. Boleh belajar inih,.. wkwkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh, Bang Romens, iya bang ini boleh belajar sama ahlinya, kan bang romen ahlinya.. heheh

      Delete